Pernah Membuka Hati, Sekarang Lebih Hati-Hati
Aku pernah menjadi seseorang yang mudah bercerita.
Mudah merasa cocok hanya karena percakapan yang menyenangkan. Seolah, menemukan seseorang yang "mengerti" sudah cukup untuk membuka pintu. Tapi ternyata, tidak semua yang terlihat mengerti… benar-benar berniat tinggal. Pernah ada yang berkata,
“Ngomong kamu tuh random banget. Gak penting.”
Aku terdiam. Tapi di dalam, rasanya pecah. Ternyata, yang kuberikan ruang justru membuatku sesak. Sejak saat itu, aku mulai memilih untuk diam. Bukan karena kehilangan cerita,
tapi karena tidak semua orang layak mendengarkan isi kepalaku.
Aku masih ingin disayangi.
Masih ingin dimengerti. Masih ingin dimanja dalam cara-cara sederhana.
Tapi aku tidak ingin lagi berpura-pura, tidak ingin lagi “mengkode” hanya agar dipedulikan.
Aku bukan perempuan yang sepenuhnya kuat.
Tapi aku juga bukan seseorang yang bisa dibeli dengan perhatian tipis.
Aku berada di tengah-tengah dan itu bukan sesuatu yang salah.
Aku bangga menjadi seperti ini.
💬
Keinginan untuk dimengerti adalah hal yang wajar.Tapi kamu juga berhak memilih kepada siapa kamu ingin membuka sisi rapuhmu.Kamu bukan keras, kamu hanya sedang menjaga diri.Kamu bukan dingin, kamu hanya tidak ingin bodoh untuk kedua kalinya.
Komentar
Posting Komentar