Aku Tidak Kuat, Tapi Aku Masih Bertahan


Ada hari-hari di mana aku ingin pergi jauh. Bukan karena ingin melarikan diri tapi karena lelah selalu berperan baik di panggung kehidupan orang lain. 

Di rumah, aku harus jadi anak yang kuat. Yang nggak banyak ngeluh, yang dianggap cukup “beruntung” hanya karena punya tempat tinggal dan sekolah. Padahal di dalam hati… aku cuma ingin ditanya, “Kamu capek nggak?”

Di luar, aku harus jadi teman yang menyenangkan. Yang bisa bercanda, yang nggak terlalu serius, yang nggak bawa-bawa perasaan. Padahal aku hanya ingin didengar tanpa dihakimi. Dan paling berat, saat aku sendiri. Aku harus menghadapi anak kecil dalam diriku yang terluka. Yang cuma ingin dipeluk. Yang bilang, “Kenapa nggak ada yang benar-benar ngerti kita?”


Pernah nggak sih… kamu ngerasa capek jadi kuat? Capek ngalah, capek nahan diri, capek mikir ini semua salah kamu?

Aku pernah. Dan aku masih sering ngerasa begitu.

Tapi sekarang aku belajar pelan-pelan:
Kalau aku nggak bisa berharap pada semua orang, aku tetap bisa jadi orang yang hadir untuk diriku sendiri.

Memaafkan orang tua yang nggak tahu cara menunjukkan cinta karna hidup meraka juga berat. Memaafkan teman yang nggak tahu rasanya jadi aku. Dan terutama memaafkan diri sendiri, yang dulu terlalu keras hanya karena ingin dianggap cukup.


Aku nggak harus kuat setiap hari.
Tapi aku masih bertahan dan itu bentuk kekuatan juga.
Pelan-pelan, aku sedang jadi rumah untuk diriku sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernah Membuka Hati, Sekarang Lebih Hati-Hati

💬 Bagikan Ceritamu di Sini